Senin, 27 April 2015

KUDA RENGGONG SUMEDANG




BIG NEWS……..
 Untuk orang-orang sumedang dan sekitarnya, bagi orang yang menyukai seni, dan untuk orang yang menykai sekaligus merasa penasaran dengan KUDA RENGGONG SUMEDANG. Festival kuda renggong akan diadakan lagi bersamaan dengan ulang tahun Kecamatan Jati Nunggal.













EVENT
Event atau festifal kuda renggong sebenarnya pada beberapa tahun belakangan jarang dilakukan menurut informai yang kami terima dari dinas pariwisata hal ini terjadi karenanya kurangnya dana dalam melaksanakan festival.
Fetival kuda renggong dan kuda silat biasanya adalah ajang untuk menunjukkan kemampuan kuda renggong dan kuda silat dari seluruh daerah kabupaten sumedang. Faestival tersebut sama dengan lomba untuk menunjukkan kemampuan kuda dari berbagai kecamatan. Dari satu kecamatan mengirimkan satu kuda renggong, satu kuda silat, penari dan pemusiknya.
Biasanya  festipal kuda renggong di adakan pada bulan September tapipada tahun ini festival kuda renggong dan kuda silat festivalnya di percepat yang  akan dilaksanakan di daerah Jati Nunggal dan dilakukan bersamaan dengan hari jadi kecamatan Jatinunggal yang aka di adakan pada pada bulan Mei, untuk tanggal pastinya kami belum tahu karen hal tersebut masih di rencanakan.
Pada tahun 2010 festival kuda renggong di ikuti oleh 200 kuda renggong dan kuda silat dari berbagai kecamatan di kabupaten Sumedang. Pada tahun 2016 sudah direncakan untuk membuat festival kuda renggong yang dianggarkan dananya sebesar Rp. 200.000.000,- diharapkan pada estival itu akan menjadi festimal kuda renggong yang meriah seperi atau bahkan melebihi kemeriahan festival kuda renggong pada tahun 2010.
Selain untuk festifal Kuda rengong dapat di sewa untuk acara khinatan, pernikahan, penyambutan tamu penting, atau pun hanya untuk hiburan semata. Sewa untuk kuda rengong, pemusik dan penari dapat dibicarakan dengan pemilik kuda.




Awal Mula Kesenian Kuda Renggong Sumedang
Kuda Renggong adalah sebutan bagi kuda yang pandai menari. Karena Kata “Renggong” artinya penari. Kuda Renggong adalah kudaa penari. Kata Renggong mengambil dari kata “Ronggeng” yang artinya oraang yang berprofesi sebagai penari yang pada umumnya diperankan oleh perempuan. Karena istilah itu digunakan untuk binatang peliharaan, maka kata Ronggeng dirubah menjadi Renggong, untuk sekedar membedakan maksud dan tidak disamakan dengan manusia.
Pada awalnya sebutan Kuda Renggong atau Kuda Igel (Kuda yang Menari). Sekitar tahun 1882-1919 pada masa pemerintahan Kanjeng Aria Suria Atmaja yang dikenal dengan sebutan Pangeran Mekah, beliau sangan mencintai rakya Sumedang. Sebagi tanda kasih sayangnya diwujudkan dalam monument yang diebut Lingga. Perhatian Pangeran Aria Suria Atmaja pada sector pertanian, pertanian, perikanan, dan lingkungan hidup mendapat perhatian yang utama. Keberhasilan tdalam menata dan mengelola lingkungan kota Sumedang, sehingga mendapat julukan “Kota Buludru”
Khusus unruk memajukan bidang perternakan beliau sengaja mendatangkan bibit kuda yang dianggap unggul dari Pulau Sumba dan Sumbawa. Kuda pada saat itu digunakan oleh para bangsawan sebagaai alat transportasi dan sebagai kuda pacuan (balap kuda). Pada saat itu kuda di Sumedang mencapai ratusan ekor karena pada saat itu setiap pamong praja diperintahkan untuk beternak kuda dan memilikinya.  Pada masa itu lahirlah Kuda Renggong. Pada masa itu para pamong praja banyak menitipkan kudanya, khususnya pada seorang “Abdi Dalem” bernama Sipan. Sipan adalah anak laki-laki dari Bapak Bidin yang lahir pada tahun 1870 di Dusun Cikurubu, Desa Cikurubuk, Kecamatan Buahdua, Kab. Sumedang.
Sipan senang mengamati gerak-gerik/tingkah laku kuda dan yang paling diperhatikan adalah kuda yang dapat dilatih untuk mengikuti gerak-gerik yang ditunjukkan oleh manusia.
Diusia Sipan yang ke 40 tahun (1910) ia mulai melatih kuda dalam gerakan tari (renggong) yang diawali ketika dia memandikan kudanya ada salah satu kudanya yang yang bergoyang dengan gerakan yang melintang, Sipan pun mengiringnya denga music dog-dog dan angklung sengaja di datangkan dari Situraja yang dibawa Bapak Empong. Setelah memakia music gerakan kuda menjadi-jadi.
Dengan dukungan Kanjeng Pangeran Aria Suria Atmaja, Sipan resmi melaatih dan mengolah gerakan-gerakan kuda. Karena ketekunaannya Sipan dapat menghasilkan Kuda Renggong. Kuda yang pertama dilatih oleh Sipan si Cengek dan si Dengek. Kuda Renggong terebut mulai diperkenalkan pada acara khinatan, keluarga Kanjeng Pangeran Aria Suria Atmaja dan hasinyaapun menakjubkan. Karena anak dan keluarganya yang Khitanan menyukainya, setelah itu banyak pemilik kuda yang melatuh kudanya untuk menjadikannya Kuda Renggong.
Pada tahun 1939 Sipan meninggal dunia pada umurnya yang ke-68 tahun, keahliannya dalm melatih kuda renggong ia turunkan pada Sukria
pada jaman sekarang tidak hanya sebagai pengarak anak sunatan dan pengantin saja tapi banyak digunakan sebagai pengirin atas penyambutan para pejabatat juga seperti pengarakan kedatangan  bupati.
Selain di sumedang Kuda Renggong pun terdapat di luar pulau Jawa yaitu di daerah Sulawesi. Perbedaan antara Kuda Renggong Sumedang dan Sulawesi terdapat pada acara/fungsi dari kuda renggong itu sendiri jika di Sumedang untuk acara khinatan,pernikahan, penyambutan tamu penting, dsb maka di daerah Sulawesi orang yang menunggang kuda renggong itu adalah orang yang telah khatam Al Quran dan orang yang baru kembali dari Tanah suci untuk menunaikan ibadah haji.
Pertunjukan Kuda Renggong, jelas muncul musik pengiring yang berbeda. Musik pengiring Kuda Renggong di desa-desa, biasanya cukup sederhana, karena umumnya keterbatasan kemampuan untuk memiliki alat-alat musik (waditra) yang baik. Umumnya terdiri dari kendang, bedug, goong, trompet, genjring kemprang, ketuk, dan kecrek. Ditambah dengan pembawa alat-alat suara (speaker toa, ampli sederhana, mike sederhana). Sementara musik pengiring Kuda Renggong di dalam festival, biasanya berlomba lebih "canggih" dengan penambahan peralatan musik terompet, Bass, keyboard organ, simbal, drum, tamtam, dll. Juga di dalam alat-alat suaranya.
Pada pertunjukan kuda renggong pada jaman sekarang kesenian kuda renggong ditampilkan bersama dengan penari dan di iringi dengan para pemusik. Penari dalam kuda renggong biaa nya berjumlah 5-6 orang. Ada dua macam penari dalam kuda renggong yaitu penari dengan pakaian biasa atau kostum penari sendiri dan penari kedok geol. Kedok geol adalah para penari yang ketika pentas menggunakan topeng beserta kostumnya, topeng yang di pakaipun memiliki nama masing masing seperti